Dari awal
memasuki dunia pendidikan pada masa orientasi siswa baru di tingkat SLTA dan
mahasiswa baru di tingkat pendidikan tinggi, para (maha)siswa baru sering
mengalami perlakuan kurang terpuji seperti tindak kekerasan yang dilakukan oleh
(maha)siswa senior tanpa pengawasan yang memadai dari pihak guru atau dosen
pendamping. Sudah banyak jatuh korban, termasuk korban meninggal dunia.
Disamping itu, perlu juga dipertanyakan kualitas dan standarisasi program
orientasi mahasiswa baru yang dilaksanakan oleh (maha)siswa senior. Tujuan awalnya melibatkan (maha)siswa senior tentu
baik, yaitu, antara lain memberikan kesempatan untuk mempraktekkan dan
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan mereka dan aspek-aspek
lainnya.
Masa orientasi mahasiswa baru perguruan tinggi
adalah ‘gerbang’ pertama bagi generasi muda untuk masuk dunia Pendidikan Tinggi
yang mempersiapkan mereka memasuki kehidupan nyata sebagai warga bangsa yang
mandiri dan mampu berkarya. Oleh karena itu, masa orientasi studi bagi
mahasiswa baru Perguruan Tinggi seharusnya dikelola dengan sungguh-sungguh
melalui program yang benar-benar bisa menyiapkan mahasiswa baru memulai
pendidikan tinggi. Pertama, program
tersebut harus bisa mengubah mind set
mahasiswa baru menjadi manusia positif. Tujuan mereka memasuki pendidikan
tinggi adalah mempersiapkan diri bukan menjadi manusia bermental temperamental
dan suka tawuran serta korup, melainkan menjadi insan akademis dan kompeten,
berkarakter mulia dan menghargai kemanusiaan. Kedua, mahasiswa baru perlu menyadari dan mau mengubah diri menjadi
manusia mandiri yang berdisiplin tinggi. Hanya manusia yang berdisiplin dapat
diharapkan menjadi warga bangsa yang patuh hukum dan adil. Ketiga, mahasiswa baru perlu diberi orientasi yang benar agar mau
menjadi manusia Indonesia yang menghargai sesama manusia dan hak-hak orang
lain. Hanya manusia demikian yang bisa menjaga keharmonisan dan kedamaian hidup
di bumi Indonesia yang multikultural. Keempat,
manusia baru perlu menyadari pentingnya mengembangkan kemampuan dan ketrampilan
kepemimpinan dengan kekuatan keteladanan, semangat kerja tim, dan pemecahan
masalah (problem solving).
Hanya seorang figur teladan yang berkarakter baik dapat bersinergi dan berorientasi pada
pemecahan masalah akan bisa menjadi pemimpin yang berwibawa dan efektif serta
transformatif.
Polda NTB telah mencoba mengkaji permasalahan keterpurukan
mental dan moral tersebut dan mengembangkan
program pelatihan perubahan mindset dan culture set melalui pendekatan komprehensif bersama dengan Universitas/lembaga terkait melalui program "Orientasi Mahasiswa Baru Berbasis Pendidikan Karakter" yang bertujuan :
- Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya disiplin dan mau menerapkannya dalam menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi.
- Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ketrampilan hubungan antar pribadi dan mau menerapkannya dalam interaksi dengan sesama civitas akademik.
- Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya perubahan mind set dan mau mengubahnya dalam proses menempuh pendidikan tinggi.
- Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ketrampilan kepemimpinan dengan keteladanan, kerja sama tim dan pemecahan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.