Tentang


Sekilas Tentang NAC POLRI

Neuro Associative Conditioning (NAC) System dikembangkan oleh Anthony Robbins berasal dari Amerika, merupakan pengembangan kreatif yang dilakukan setelah bertahun-tahun mendalami dan mengaplikasikan teknologi Neuro Linguistic Programing (NLP). Neuro merujuk pada otak/pikiran, dimaksudkan bagaimana kita mengorganisir pikiran dan mental. Linguistic adalah mengenai bahasa, bagaimana kita menggunakan bahasa tersebut untuk menciptakan makna dan pengaruh tertentu pada pikiran dan kehidupan manusia. Programming adalah urutan proses mental yang berpengaruh atas perilaku manusia dalam mencapai tujuan tertentu, dan bagaimana melakukan modifikasi atas proses mental tersebut. Jadi secara singkat NLP dapat diartikan sebagai suatu metode peningkatan kualitas manusia dengan cara melakukan pemrograman, bisa dari orang lain, bisa juga diri sendiri, dengan bahasa tertentu yang diprogramkan ke pikiran. Penemu NLP ini adalah seorang ahli matematika/Computer Programming Dr. Richard Bandler bersama seorang Proffesor Linguistic Dr. John Grinder di University of California Santa Cruz sekitar pertengahan tahun 1970. Anthony Robbins telah berhasil mempopulerkan NLP ini hingga meluas di USA dan seluruh dunia. Dalam perkembangan dan penemuan-penemuan barunya dalam praktek Anthony Robbins berpendapat bahwa pikiran sebenarnya tidak bisa diprogram tanpa kesediaan pemilik pikiran itu sendiri, namun untuk mengoptimalkan dapat dilakukan dengan mengasosiasikan dan mengkondisikan pikiran menuju kondisi sumber daya manusia yang diharapkan. Sejak itulah Anthony Robbin melakukan modifikasi dan mengembangkan NLP menjadi NAC atau Neuro Associative Conditioning. Dengan mengembangkan teknik-teknik  NAC, teknik unggulan yang sederhana dan mudah dipahami serta diaplikasikan, ia telah berhasil membantu jutaan orang untuk mengatasi masalah-masalah terkait dengan sumber daya manusia. Anthony Robbins sendiri  memulai kariernya dari umur 19 tahun, dengan hanya bermodal ijazah SMU (Senior High School) dengan tekun mengembangkan teknik-teknik NAC ini, bisa menjadi motivator  ternama di dunia dan  pernah menjadi penasehat mantan Presiden AS Bill Clinton, mendiang Lady Diana, Nelson Mandela, petenis Andre Agasi dan banyak lagi lainnya.
 
Ronald Nurdanadarma adalah seorang Engineer lulusan Jerman Barat bersama istrinya seorang Sarjana Teknik Kimia lulusan UGM Yogyakarta dengan didukung oleh (Alm) Ir. Isa Sarwani seorang  Sarjana Elektro dari ITB telah mengembangkan tehnik-tehnik NAC System yang dikemas dan dimodifikasi serta  disesuaikan dengan budaya Indonesia. Beliau-beliau itulah orang Indonesia yang pertama kali mengembangkan NAC System di Indonesia. Dengan NAC System yang dikemas dalam kegiatan seminar selama tiga hari inilah pada tahun 2003 penulis berkesempatan mengikutinya.
 
Anthony Robbins (kiri) dan Ronald Nurdanadarma (kanan)
 
Atas seijin, arahan  dan dukungan Kapolda Jawa Timur saat kepemimpinan Irjen Pol Drs Firman Gani dan dilanjutkan Irjen Pol Drs. Edy Sunarno, maka pelatihan ini selanjutnya dikembangkan di lingkungan Polri dimulai dari SPN Mojokerto yang kebetulan penulis dipercaya sebagai Ka SPN pada tahun 2003-2005. Pelatihan dimulai dari para Gadik dan Gadikan, diteruskan kepada para peserta didik dan dikembangkan kepada kelompok-kelompok masyarakat sebagai wujud implementasi Polmas di lembaga pendidikan. Kegiatan ini berlanjut di SPN Mojokerto Polda Jawa Timur sampai dengan saat ini.
 
Kemudian atas restu, bimbingan dan juga dukungan Kapolda Kalbar tahun 2006 Brigjen Pol Drs. Nanan Soekarna (Terakhir  berpangkat Komjen sebagai Wakapolri) pelatihan ini juga dikembangkan di Polda Kalbar yang saat itu penulis sebagai Dir Reskrim Polda Kalbar. Di sini pelatihan ditujukan untuk menyentuh anggota Polri dalam rangka memperkuat mental anggota dalam mensukseskan program ”Anti KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)” yang telah menjadi program unggulan Polda Kalbar. Selain itu pelatihan ini juga telah diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat sebagai bentuk kegiatan perpolisian masyarakat (Community Policing). Dimulai dari Para pejabat legislatif, eksekutif dari Propinsi dan Kota/Kabupaten, Perguruan Tinggi, Perbankan, Perusahaan Swasta, Para Guru SLTA, Mahasiswa dan Pemuda. Bahkan dengan adanya Mahasiswa yang mengikuti pelatihan NAC pada saat itu Rektor Universitas Tanjung Pura mengajukan permohonan kepada Kapolda Kalbar agar dalam kegiatan Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) dapat memperbantukan Trainer NAC Polri dari Polda Kalbar  untuk memberikan materi NAC. Permintaan tersebut disambut baik oleh Kapolda Kalbar dipenuhi dan dapat dilaksanakan dengan baik. Sejalan dengan perjalanan karier penulis dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya ternyata tidak bisa menyurutkan semangat penulis untuk tetap mengembangkan pelatihan ini sebagai wujud pengabdian tertinggi dan kecintaannya terhadap organisasi Polri yang telah melahirkan dan membesarkannya.
 
Pelatihan ini selanjutnya atas persetujuan pengembangnya telah dimodifikasi dan dikembangkan menjadi NAC Polri dan dikemas dalam program 2 hari (24 jam pelajaran) sebagai berikut :
 
Hari Pertama : “THE MAGIC OF PERSONAL POWER”
Dalam kesempatan ini peserta akan menyadari bahwa  mampu melakukan hal-hal di luar kebiasaan sehari-hari, keluar dari lingkungan normal dan meningkatkan prestasi ke jenjang yang istimewa, memilih kemungkinan-kemungkinan yang terbaik, dan melakukan therapi pada diri sendiri untuk menyingkirkan hambatan-hambatan.  Dengan menyadari akan potensi serta kelebihan-kelebihan sumber daya manusia yang dimiliki sejak lahir, para peserta akan lebih mantap dan percaya diri untuk meraih sasaran dan cita-cita dengan peningkatan istimewa dalam waktu yang relatif singkat.
 
 
Hari Kedua : “TAKING CONTROL - THE MASTER SYSTEM”
Pada kesempatan ini para peserta akan dipandu untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, menyusun strategi dalam pergaulan, meningkatkan kemungkinan untuk sukses dalam meraih tujuan-tujuan.  Dengan menggunakan berbagai ketrampilan yang dipelajari dalam pelatihan, para peserta  akan tampil beda, dan menarik perhatian orang untuk turut mendukung pencapaian tujuan. Diperingkat manapun para peserta berada, dari hasil evaluasi setiap peserta sendiri yang telah mengikuti pelatihan ini, niscaya  akan naik kejenjang lebih tinggi, lebih istimewa, mengikuti pelatihan dua hari tersebut diatas dengan kesan-kesan yang mendalam untuk waktu yang lama sekali. Selain itu peserta sebagai warga bangsa juga diajak merefleksikan keadaan negeri dan lingkungannya untuk meningkatkan kecintaannya kepada tanah air dan meningkatkan kontribusinya dengan melakukan perubahan yang dimulai dari diri sendiri.
 
Beberapa manfaat yang bisa diambil bagi suatu organisasi yang menyertakan personilnya  dalam pelatihan ini antara lain :
  1. Meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri, terutama dalam menjalankan tugas yang baru.
  2. Membangun dan mengembangkan  Visi dan Misi.
  3. Meningkatkan kinerja, kerjasama, koordinasi antar departemen dan sasaran organisasi / perusahaan  serta kerukunan rumah tangga.
  4. Menitikberatkan untuk menjadi individu yang kreatif, bertanggung jawab dan unggulan.
  5. Target terukur minimal 250 % perkelas, untuk peningkatan kemampuan SDM dalam memecahkan sesuatu yang sulit atau hampir mustahil.
  6. Dimanapun peringkat organisasi / instansi atau perusahaan berada, prestasi dan keterampilan tim atau karyawan akan meningkat secara teratur.
  7. Melakukan perubahan mindset personil menuju kondisi tertentu yang didambakan.
Adapun berbagai manfaat dari pelatihan ini untuk pribadi peserta antara lain :
  1. Menghindari ketegangan & beban berkomunikasi dan sekaligus mengembangkan suasana yang harmonis dalam lingkungan aktifitas, keluarga dan rumah tangga.
  2. Meningkatkan rasa percaya diri dalam bidang yang baru atau interview dan sekaligus tampil beda.
  3. Melepaskan diri dari kebiasaan buruk, trauma, proses keputusasaan, perasaan yang meletup-letup, maupun “penyakit hati” dan sekaligus mengembangkan tujuan/cita-cita yang tersisih atau baru.
  4. Menggali potensi dan menemukan jati diri sebagai asset dan modal keyakinan dalam meraih sasaran sesuai dambaan.
  5. Meningkatkan kemampuan ibadah dengan baik dan sekaligus memberi nilai tambah pada lingkungan, sambil menikmati prosesnya.
  6. Memahami peta kelemahan, mengembangkan peta kekuatan diri sendiri dan kebiasaan berpikir positif.
  7. Bisa menghargai orang lain dalam kehidupan sebagai makluk sosial.
 
Tim kreatif Polri telah mengembangkannya di lingkungan Lemdikpol mulai dari Setukpa, Sespima, STIK, Sespimpol dan beberapa Polda (Jatim, Kalbar, Kepri, Kep. Babel, Sultra, dan Sulut) dalam  pelatihan perubahan mindset menuju etos kerja yang kondusif. Dalam rangka ikut membangun kepercayaan masyarakat dan kemitraan sekaligus merupakan implementasi perpolisian masyarakat di lembaga pendidikan pelatihan ini juga dikembangkan bagi masyarakat dari berbagai institusi sebagai wujud kepedulian dalam ikut serta membangun nurani. Selanjutnya materi pelatihan NAC juga telah dikombinasikan dengan pelatihan Interpersonal Skill (IPS) dan Outward Bound (OB). Materi dan sasaran pelatihan secara  lengkap adalah lima hari  (54 jam pelajaran) yang disusun secara sistematis, mulai dari modul NAC System selama dua hari (24 jam pelajaran), dilanjutkan dengan sehari  (10 jam pelajaran) Interpersonal Skill, kemudian dilanjutkan lagi dua hari (20 jam pelajaran)  Out Bound. Teknik-teknik yang saling berkaitan satu sama lainnya dipadukan  dalam satu paket yang saling mengisi, sehingga masing-masing peserta dapat merasakan manfaat selama lima hari menjadi pengalaman dan asset dalam kehidupannya. Paket yang kami kemas dengan menggunakan sistem Edu-Tainment kombinasi antara Education dan Entertainment menjaga peserta  tetap segar dan tertarik dalam mengikuti pelatihan selama lima hari yang padat materi.
 
Pelatihan ini akan terus dikembangkan kepada seluruh masyarakat diawali dari organisasi Polri. Di lingkungan Polri pelatihan ini ditujukan untuk mendukung percepatan perubahan kultural Polri seiring dan sejalan dengan Grand strategi Polri. Di lingkungan masyarakat luas ditujukan bagi pembangunan nurani anak negeri dalam rangka ikut mendukung pembangunan manusia seutuhnya. Kita semua pasti meyakini bahwa dengan kultur Polri yang baik akan dapat mengawal kultur masyarakat menjadi lebih baik. Pelatihan semacam ini akan lebih bermanfaat dan menghasilkan perubahan segera jika dilakukan secara menyeluruh menjadi suatu gerakan nasional menuju perubahan. Pelatihan ini juga akan bisa menjadi gerakan nasional  apabila didukung oleh kebijakan secara nasional dengan memperbanyak Trainer melalui TOT.  Kami bersama Tim kreatif telah membuat rencana,  melakukan uji coba dan berhasil serta telah dapat dirasakan manfaaatnya.  Pertama kali diberikan kesempatan untuk membentuk Trainer NAC Polri telah berhasil melahirkan 400 Trainer yang tergelar di masing-masing Polda dan Lemdik-Lemdik Polri.
 
Seiring dengan upaya peningkatan kualitas lulusan Akpol di bidang karakter, maka NAC Polri dirancang untuk melandasi program pendidikan karakter kebhayangkaraan mulai dari tahap penanaman (tingkat 1), penguatan (tingkat 2), pemantapan (tingkat 3) dan pendewasaan dengan menyiapkan para lulusannya sebagai Trainer NAC Polri sebagai agen-agen perubahan yang siap berbagi dalam pelaksanaan tugas di kewilayahan (tingkat akhir pendidikan). Program ini telah dimulai bagi Taruna Akpol lulusan tahun 2011 Detasemen 44/Wiratama Bhayangkara sejumlah lebih kurang 300 Perwira yang diikuti setiap lulusan tahun berikutnya.
 
Mengawali tugasnya sebagai Kapolda NTB Brigjen Pol Drs. Srijono, M.Si memanfaatkan NAC Polri untuk mengawali melakukan revolusi mental bagi seluruh warga NTB dimulai dari institusi Polri sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi wilayah ini. Kegiatan diawali dengan menyentuh personil Polda yang dikemas dalam bentuk “Wisata Nurani”. Selesai melakukan sentuhan sebagian besar personil Polda, selanjutnya kunjungan kerja Kapolda NTB dirangkai dalam kegiatan pendalam kebijakan dilanjutkan kegiatan wisata nurani bersama Kapolda diikuti TOT bagi para pengemban fungsi Bimas dan Bhabinkamtibmas khusus modul  “Refleksi Untuk Negeri Bahan Kontak Anggota Polri”. Harapannya akan selain  terjadi perubahan mindset dan sikap mental anggota juga menyiapkan mereke sebagai agen-agen perubahan yang siap melakukan sentuhan kepada masyarakat di NTB secara bertahap dan berkesinambungan sampai dengan terwujudnya gerakan revolusi mental di NTB.
 
Gerakan yang dimulai dari intitusi Polri di Polda NTB ini telah mendapatkan perhatian dan sambutan dari seluruh FKPD baik di tingkat Provinsi maupun Kapupaten/Kota sehingga siap untuk digulirkan untuk menyentuh seluruh komponen masyarakat di NTB. Semoga gerakan ini mendapatkan ridho dari Alloh swt  untuk mengawalu gerakan revolusi mental dan siap untuk dikembangkan menjadi gerakan nasional perubahan mindset menuju NKRI yang kuat dan bermartabat sebagaimana mimpi besar NAC Polri selama ini. Aamiin x 99  YRA.

Blogroll