Pendidikan Karakter UNISBANK Semarang

DSC_8610Video klip tentang "mahalnya kejujuran" yang menceritakan kisah seorang Guru yaitu Daud Hutabarat yang memperjuangkan kejujurannya pada lingkungan sekolahnya mengharuskan dia pindah-pindah sekolah dan akhirnya bergabung dengan Komunitas Air Mata Guru diputar untuk melihat berbagai ironi di negeri ini dalam program pendidikan karakter bagi 750 mahasiswa baru UNISBANK Semarang yang dilakukan oleh Tim NAC Polri dari Akpol pada hari Jum'at tanggal 6 September 2013. Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh Drs. Srijono, M.Si untuk melakukan konfirmasi kepada para peserta yang sebagian besar lulusan SLTA tahun 2013 dan berasal dari berbagai wilayah di Indonesia tersebut. Ternyata mereka mengalami hal yang sama dalam pelaksanaan ujian nasional yang mereka ikuti. Kalau peristiwa yang dialami Daud Hutabarat dalam video klip ini dan hasil konfirmasi ini benar berarti mulai tahun 2004 sampai dengan 2013 telah terjadi penanaman nilai-nilai kebohongan, kepalsuan dan kecurangan kepada peserta ujian nasional. Ini bertentangan dengan tujuan pendidikan yang harapannya melahirkan manusia Indonesia yang intelek dan jujur. Hal ini sengaja diungkapkan dalam pendidikan karakter ini untuk menyadarkan kepada seluruh peserta bahwa selama ini pola pikir kita sudah salah. Kita selama ini hanya mengejar angka-angka lulus dengan meninggalkan nilai-nilai yang seharusnya kita junjung tinggi, yang seharusnya diamalkan dan diajarkan di setiap tingkat pendidikan. Berbagai ironi sengaja diungkap dalam pendidikan karakter ini bukan untuk menyalahkan pihak manapun juga, melainkan dikemas dalam modul "Refleksi Untuk Negeri" diikuti dengan modul-modul lain untuk menyadarkan para peserta tentang pentingnya pendidikan karakter bangsa. Selanjutnya para peserta dimotivasi untuk mencari solusi terbaik dari segala permasalahan bangsa ini yang telah dibuktikan bersama melalui pendidikan karakter ini bahwa tidak ada cara lain kecuali melakukan perubahan mindset bangsa ini yang selama ini pendidikan karakter hanya berjalan dengan diwacanakan, dijadikan pelajaran yang harus dihafal untuk menjawab soal ujian tanpa implementasi. Kegiatan ini dikemas sedemikian rupa sehingga menyentuh afeksi, kognesi dan psikomotorik peserta secara seimbang dan dapat mengantarkan peserta sebagai agen-agen perubahan yang akan dimulai dari diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Blogroll