Pendidikan Karakter Mahasiswa PPG Universitas Negeri Semarang di Akpol

DSC_0098Perkembangan situasi di negeri ini membuat sebagian besar warga menjadi galau. Mengapa bangsa yang dulu dikenal ramah tamah, saling hormat menghormati sesama, saling bergotong royong, saling berebut minta maaf bila terjadi konflik dan sifat-sifat positif lainnya yang menjadi pemersatu bangsa ini menjadi berubah? Inilah awal pertanyaan yang dilontarkan oleh Brigjen Pol Drs. Srijono, M.Si pada awal pelatihan pendidikan karakter bagi 300 sarjana yang sedang mengikuti pendidikan profesi guru (PPG) di Universitas Negeri Semarang di Akademi Kepolisian pada tanggal 14 s.d 15 Agustus 2013. Tanpa ingin menyalahkan pihak manapun kita perlu merefleksikan kembali kapan, dimana dan bagaimana pendidikan karakter ini ada dalam sistem pendidikan tuturnya. Apabila kita renungkan dengan jujur sebetulnya memang mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi di negeri ini sangat kering dari penanaman nilai-nilai karakter. Berbagai peristiwa yang terungkap sepuluh tahun terakhir ini justru terjadi kemerosotan moral para pendidik sehingga terjadi nyontek berjamaah mulai di sekolah dasar, membentuk tim-tim sukses dalam mengerjakan soal ujian nasional (UAN) untuk dibagikan kepada para siswa peserta saat 30 menit terakhir waktu ujian, membocorkan soal ujian dan peristiwa memilukan lainnya yang disadari atau tidak telah mengajarkan suatu kebohongan, kepura-puraan, kepalsuan dan cara curang untuk memperoleh nilai hasil ujian kepada peserta didik. Ini sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Sesuai dengan penuturan seorang Guru Daud Hutabarat yang telah membongkar kasus ini bersama "Komunitas Air Mata Guru" dan juga hasil konfirmasi terhadap 300 peserta yang telah mengajar di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di tahun 2012 ternyata hal yang sama masih tetap terjadi. Kalau ini terjadi di sebagian besar sekolah di seluruh Indonesia, lalu apa yang akan terjadi 5, 10, 20 sampai 30 tahun yang akan datang. Pada hal kita kan tahu bahwa kejujuran merupakan salah satu nilai karakter yang harus diamalkan dan diajarkan bagi suatu bangsa yang ingin maju. Ini malah sebaliknya kebohongan justru telah diamalkan dan diajarkan oleh sebagian besar pendidik di negeri ini hanya untuk memperoleh predikat lulus UAN seratus persen di sekolahnya sesuai perintah Kepala Sekolah, di Kabupaten atau Kota sesuai perintah Bupati/Walikota dan di Propinsi dimana dia mengajar sesuai perintah Gubernurnya. Bagaimana ini dibahas dan dicarikan solusi terbaiknya, secara lengkap telah dikemas dalam modul "Refleksi Untuk Negeri" oleh Tim NAC Polri dalam pendidikan karakter bagi anak negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Blogroll